Mengapa Mata Uang tiap Negara Berbeda ?

Balya Ibnu Mulkan
3 min readJun 4, 2021

--

Hallo semua…

Kita mungkin kadang pernah punya pikiran, “waduh enak ya negara A mata uangnya pake dollar atau euro atau mata uang yang lain, kayaknya enak deh kalo semua mata uang di dunia sama aja”. Bahkan aku sekarang terkadang mikir gitu, apalagi saat tulisan ini dibuat, aku sekarang lagi berada di Istanbul dan setiap mau belanja kita kadang berfikir sejenak untuk meng-convert uang kita dari lira Turki ke rupiah Indonesia. Kita juga harus sering-sering menukarkan uang kita dengan ada nya fee tambahan dan flutuatif nilai rupiah terhadap mata uang lokal

Untungnya, bagi orang Indonesia, Turki merupakan negara yang relatif mirip dengan Indonesia dari segi biaya, dan positifnya lagi nilai mata uang lira terhadap Rupiah masih menunjukan tren yang menurut tiap tahunnya.

Nilai mata uang Lira terhadap Rupiah dalam 15 tahun terakhir

Intro diatas mungkin sedikit memberikan penjelasan terkait dampak apa saja jika dua negara memiliki mata uang yang berbeda. Kita akan coba gali lebih jauh lagi mengenai apa yang tercantum judul diatas.

Untuk menjawab pertanyaan dikolom judul artikel ini kita langsung aja ke real study casenya deh biar lebih mudah bayanginnya. Indonesia sendiri memiliki mata uang sendiri dan mayoritas negara-dunia juga memiliki mata uang nya masing-masing, walaupun memang ada beberapa negara mengguankan mata uang yang sama seperti beberapa negara-negara di eropa yang menggunakan euro dan juga beberapa negara dibelahan lainnya menggunakan mata yang USD seperti Bahamas republic dan Panama cmiw.

Jadi secara default mata uang negara itu mayoritas berbeda, lah kenapa ga disatuin aja sih ? Hmmm, jadi tiap negara dengan masing-masing mata uang yang dipakainya, uangnya hanya resmi dicetak oleh Bank Central dari negara tersebut dan kebjijakan moneter suatu negara tersebut juga diatur oleh Bank Sentral tersebut. Maka dari itu mata uang yang dihasilkanjuga berdasarkan kebijakan yang dibuat dinegara tersebut.

Ada memang mata uang yang dibuat hanya di satu negara yang mewakili banyak negara, contohnya dalah Euro. Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) adalah sebuah bank central yang mengadopsi Euro untuk negara-negara dieropa (tidak semua negara dieropa).

Masalahnya adalah, setiap negara memiliki problem yang berbeda-beda terkait ekonomi dinegara tersebut dan tentu kebijakan yang harus dibuat oleh bank sentral juga harus berbeda pula berdasarkan masalah yang ada dinegara tersebut. Bayangin aja Bank Sentral Eropa saja yang membawahi 19 negara di eropa saja cukup kewalahan dalam mengatur kebijakan yang perlu diambil gimana kalo semua negara cuma punya satu bank sentral. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh tim DW melalui laman website-nya https://www.dw.com/

Pada akhirnya dampak pemberlakuan Euro sejak 1999–2017 memiliki dampak yang tidak merata terhadap keutungan yang didapat dari pemberlakuan Euro di Eropa. Sampai pada tahun 2017, negara yang mendominasi diuntungkan oleh pemberlakuan Euro di Eropa adalah Jerman dan Belanda. Menurutnya secara garis besar, ini disebabkan oleh tingkat persaingan dagang yang kompetetif dengan nilai mata uang yang sama sedangakan efesiensi dalam produksi hingga pemasaran tentulah berbeda dari negara satu dengan yang lainnya.

Diatas merupakan contoh kecil dampak yang ada di eropa dengan adanya mata uang tunggal. Terlebih lagi dibanyak negara yang memiliki masalah perekonomian yang lebih beragam.

Contoh dampak lain adalah masalah perbedaan inflasi tiap negara. Ada yang memiliki tingkat inflasi rendah dan juga ada yang tinggi. Perbedaan tingkat inflasi ini membuat bank sentral tiap negara mengeluarkan kebijakan monter yang berbeda-beda juga. Sebagai contoh Argentina dengan inflasi yang tinggi mencapai 42% (www.reuters.com) tentu kebijakan yang dibuat oleh bank sentral haruslah berbeda dengan negara berinflasi rendah.

Dari kebijakan suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral dalam mengatasi inflasi saja sudah berbeda, secara ekonomi pada kasus Argentina, bank sentral Argentina mungkin harus menerapkan suku bunga yang tinggi dengan harapan masyararaktanya mulai bisa berinvestasi sehingga percepatan uang yang beredar dimasyarakat bisa diperlambat dan kenaikan harga juga bisa ikut melambat dengan tujuan inflasi bisa ditekan sebaik mungkin. Kasus ini bisa diaplikasikan sebaliknya untuk negara-negara yang juga mengalami Deflasi

Diatas adalah bagian kecil dari dampak apa sajakah jika mata uang di dunia menggunakan mata uang tunggal. Tentu masih banyak lagi yang masih kita bisa bahas terkait dampak dari pemberlakuan mata uang tunggal di seluruh negara-negara didunia. 다음에 봐요 !!!

Selamat beraktifitas

--

--

Balya Ibnu Mulkan
Balya Ibnu Mulkan

Written by Balya Ibnu Mulkan

-Simply Just Deploying My Thought

No responses yet